TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL – Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) Lampung meminta pemerintah daerah kabupaten Lampung Selatan bisa mempercepat pembangunan huntara (hunian sementara) di desa Way Muli Timur dan Kunjir di kecamatan Rajabasa.
Kedua desa ini menjadi daerah terparah terkena dampak tsunami selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu. Banyak warga di kedua desa yang kehilangan rumah mereka.
“Kita menyarankan kepada pemerintah daerah untuk fokus pada penyiapan huntara bagi warga yang rumahnya hancur terkena tsunami. Karena tidak mungkin warga terlalu lama tinggal di tenda-tenda pengungsian,” kata ketua KAUMY Lampung Adi Leo kepada tribun, Kamis (31/1).
Menurut dirinya, percepatan huntara ini penting karena pemerintah membutuhkan waktu untuk bisa menyiapkan huntap (hunian tetap) bagi warga.
Kemungkinan huntap baru akan bisa berdiri 5-7 bulan kedepan.
“Untuk mendirikan huntap kan butuh waktu dan proses. Apalagi informasinya pemerintah juga masih kesulitan mencari lahan untuk lokasi huntap. Karenanya ada baiknya pemerintah mempercepat huntara. Apalagi ada beberapa pihak yang juga siap membantu untuk pembangunan huntara ini,” terang dirinya.
• 20 Unit Huntara Siap Huni di Desa Banding Belum Terpasang Listrik PLN
Selain mempercepat huntara. KAUMY Lampung juga meminta kepada pemerintah daerah untuk juga mempercepat mendorong aktivitas ekonomi warga pesisir yang terkena dampak tsunami selat Sunda bisa pulih kembali.
Menurut Adi Leo, dengan kembali pulihnya kegiatan ekonomi warga.
Kembali bangkitnya kegiatan ekonomi warga akan bisa mendorong kehidupan masyarakat pesisir perlahan kembali berjalan normal.