Yuda Kurniawan Arifianto, S.IP; Produser dan Sutradara Film Peraih Piala Citra, Festival Film Indonesia
Yuda lahir pada 8 Oktober 1982 di Ruteng, Manggarai, sebuah kota kecil berhawa dingin di lereng Pegunungan Madosawu, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski lahir di Ruteng, NTT, namun ia besar di Banyuwangi, Jawa Timur, kampung halaman sang ibu. Yuda adalah produser dan sutradara film peraih Piala Citra, Festival Film Indonesia (FFI). Ia juga CEO dan pendiri PT. Rekam Sinema Indonesia (Rekam Docs), sebuah perusahaan film yang berbasis di Depok, Jawa Barat.
Sejak tahun 2001 semasa kuliah di Yogyakarta, ia sudah aktif membuat karya-karya fotografi, film pendek, video musik dan dokumenter. Setelah menamatkan kuliah S-1 pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yuda terjun ke Industri film dengan membuat dokumenter dan menjadi Asisten Sutradara untuk beberapa film layar lebar. Kemudian menyutradarai sendiri beberapa TV series, Film Televisi dan dokumenter series yang ditayangkan di stasiun televisi swasta nasional.
Bersama Rekam Docs, Yuda ingin selalu memproduksi film dengan berbagai genre yang mampu mencermikan nilai-nilai Indonesia yang juga relevan secara universal. Dia ikut membangun ekosistem perfilman tanah air yang bukan hanya mengedepankan bisnis namun juga idealisme dan kemandirian berkreasi. Yuda berkomitmen selalu berusaha melahirkan karya film yang bukan hanya sebagai media hiburan namun juga mampu menciptakan dialektika atau dialog, diskusi dan gagasan-gagasan baru demi perubahan dan kemajuan bersama. Seperti motto yang tertulis dalam akronim DOCS (Dialectic of Cinematic Storytelling), yaitu berdialektika melalui tuturan sinema.
Film-film yang telah diproduksi Rekam Docs telah diputar di berbagai festival film baik di dalam dan luar negeri. Salah satu yang fenomenal adalah film dokumenter “Nyanyian Akar Rumput” yang telah meraih beberapa penghargaan, antara lain NETPAC Award (Network for the promotion of Asia Pasific Cinema), sebuah penghargaan yang diberikan kepada Sutradara Asia yang menunjukkan kontribusi penting bagi gerakan sinema Asia baru. Film “Nyanyian Akar Rumput” juga meraih Piala Citra dalam kategori film dokumenter panjang terbaik Festival Film Indonesia 2018. Film tersebut juga telah diputar dan berkompetisi di lebih 20 festival film baik dalam dan luar negeri. Salah satu yang paling bergengsi adalah Asia Pacific Screen Award 2019 yang diadakan di Brisbane, Australia. Film yang sama telah diputar serentak di jaringan bioskop komersial pada 16 Januari 2020 yang lalu.
Beberapa karya Yuda berikutnya antara lain “Masih Ada Asa” (2015), “Jalan Dakwah Pesantren” (2016), dan “Balada Bala Sinema” (2017) yang masuk Nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik FFI 2017. Saat ini, Yuda bersama Rekam Docs sedang memproduksi tiga film dokumenter panjang serta sedang mempersiapkan dua film cerita panjang yang akan segera diproduksi tahun 2021.
Peraih penghargaan Alumni Achievement Award UMY Tahun 2019 ini berpendapat peran Alumni UMY sangatlah penting dan strategis untuk membantu peningkatan kualitas dan mutu dari perguruan tinggi agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Juga agar para alumninya mampu bersaing di dunia kerja dan berkiprah ditengah masyarakat. Menjaga hubungan baik antara alumni dengan seluruh civitas akademika adalah kuncinya. “Mengundang para alumni berprestasi untuk mengisi kuliah dalam sesi sharing sangatlah penting, untuk terus menjalin sinergi, menciptakan jejaring informasi serta memperkuat ikatan emosional dengan keluarga besar UMY”, ungkap Yuda. Menurutnya, kelas sharing ini juga dibutuhkan agar para mahasiswa termotivasi dan terus update tentang dunia kerja, sehingga diharapkan mampu mencetak lulusan berkualitas dan mendunia.
Yuda yang turut aktif mengisi kuliah di Program Studi Ilmu komunikasi UMY selalu berpesan kepada adik-adik kelasnya untuk selalu aktif berkegiatan di organisasi mahasiswa baik itu intra dan ekstra kampus, termasuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Organisasi-organisasi yang ada di kampus itu sesungguhnya adalah laboratorium yang sangat penting untuk mengasah soft skill, hard skill, life skill, serta proses pencarian jati diri, minat dan bakat, sehingga membentuk modal untuk terjun di dunia kerja dan menghadapi kehidupan sesungguhnya di masyarakat”, terang Yuda. Dia memandang bergaul dan bersosialisasi dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang suku, agama dan ras akan membentuk pribadi kita yang mudah beradaptasi, berpikiran terbuka dan tentunya mudah menerima perbedaan.
Menurut Yuda yang semasa kuliah aktif di UKM Kine Klub, RPC Fotografi dan UKM Musik, bahwa kuliah itu bukan sekedar menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu di bangku kelas perkuliahan tapi juga mengasah keterampilan dan kemampuan diri melalui organisasi-organisasi UKM yang ada di kampus. “Masa-masa di UKM bagi saya sungguh masa-masa yang indah yang tak bisa saya lupakan, khususnya di UKM Fotografi dan UKM Kine Klub. Masa-masa dimana saya tidak hanya belajar banyak hal tentang teknis fotografi, menggelar pameran fotografi, produksi film dan menggelar festival film, tapi saya juga belajar banyak hal tentang bagaimana berorganisasi”, kenang Yuda.
Dia mengingat masa-masa itu dimana dirinya menjalani aktivitas yang sangat dinamis dan produktif serta dipertemukan dengan orang-orang baru, lingkungan baru, teman, sahabat dan cinta. “Dan yang paling penting dimasa-masa itu saya juga mulai mengenal arti sebuah pencarian jati diri, tanggung jawab, eksistensi dan berkarya!”pungkas Yuda.
Untuk menjalin silaturahmi dengan Yuda Kurniawan bisa melalui:
Email: yuda@rekamdocs.com
IG: @yuda.kurniawan
FB: Yuda Kurniawan
Twitter: @YudaKurniawan
Atau silahkan kunjungi:
www.rekamdocs.com