dr. Bayu Evrianto; Alumni Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Peraih Dokter Terbaik Kabupaten Kepahiang Tahun 2019
Mengabdi selama 4 tahun di Puskesmas Batu Bandung, daerah paling ujung dari Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, mengantarkan dr. Bayu Evrianto menjadi dokter teladan Kabupaten Kepahiang tahun 2019. Pengumuman ini secara resmi disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang saat merayakan Hari Kesehatan Nasional pada Selasa 12 November 2019 di Kantor Dinas Kesehatan.
Dr. Bayu yang mendapatkan penghargaan mengaku tidak menyangka dinobatkan sebagai dokter teladan Kabupaten Kepahiang tahun ini. “Saya benar-benar tidak menyangka bisa jadi dokter teladan tahun ini. Terima kasih banyak buat apresiasinya, saya masih harus banyak belajar agar pelayanan kedepannya jadi lebih baik lagi” ujar dr. Bayu saat dijumpai kontributor Kabare usai acara HKN selesai.
Dalam kesehariannya, dokter Bayu bertugas di Puskesmas Batu Bandung dan melayani 17.000 jiwa yang menyebar di sebelas desa. Wilayah kerjanya antara lain Desa Batu Bandung, Batu Kalung, Sosokan Taba, Sosokan Baru, Talang Gelopo, Talang Tige, Limbur Baru, Renah Kurung, Warung Pojok, Air Punggur, Damar Kencana dan dua di antara desa tersebut adalah desa sangat terpencil.
Pelayanan dilakukan dengan membuat sistem jaringan, bekerja sama dengan bidan dan perawat di masing-masing desa untuk membentuk komunikasi yang terintegrasi. Melalui sistem tersebut, dokter Bayu juga sempat membuat program “911 Hipertensi” di daerah terpencil yang menjadi wilayah kerjanya.
Program ini merupakan langkah cepat yang dilakukan oleh dokter dan Puskesmas Batu Bandung untuk menangani kasus hipertensi di daerah terpencil. Konsepnya orang-orang yang berada di daerah terpencil wilayah kerja Batu Bandung bisa melakukan panggilan ke nomor tertentu untuk konsultasi kesehatan seputar hipertensi sampai menanyakan ketersediaan obat rutin yang harus mereka konsumsi.
Penyakit hipertensi sendiri dipilih karena mayoritas penduduk setempat mengalami penyakit tersebut. “Ya, sebelumnya saya juga sempat ikut lomba dokter teladan se-provinsi Bengkulu dan mengangkat tema tentang “911” Hipertensi tersebut. Program itu merupakan reaksi cepat untuk menangani kasus Hipertensi. Jadi pasien dengan riwayat Hipertensi bisa menghubungi ke nomor telepon tertentu untuk konsultasi kesehatan. Karena belum ada nomor telepon khusus, sekarang masih melalui nomor telepon pribadi saya,” ucap dr. Bayu.
Kedepannya dr. Bayu ingin mengembangkan program ini dengan membuat aplikasi 911 hipertensi yang berisi informasi mengenai penyebab sampai penanganan hipertensi dan konsultasi secara online seputar hipertensi dengan bekerjasama dengan dokter spesialis agar lebih banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat program tersebut.
“Maunya bisa dibuat aplikasi jadi yang bisa merasakan manfaatnya bukan hanya di Batu Bandung tapi semua masyarakat yang ada di Indonesia. Hipertensi banyak dialami oleh masyarakat, tetapi masih banyak pula masyarakat yang belum memahami penyakit ini dan cara penanganannya. Karena jika tidak ditangani secara tepat bisa berdampak fatal,” ucap dr. Bayu.
Mengutip dari situs hallosehat, Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi, kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia. (ita/bas)
Sumber: kabare.id