KALIANDA (Lampost.co)–Setelah satu bulan lebih melaksanakan kegiatan posko terpadu tanggap bencana tsunami di desa Kunjir, pesisir Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) Lampung bersama tim SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI), mengakhiri aksi kemanusiaan tersebut, Kamis (31/1/2019).
Ketua KAUMY Lampung Adi Leo mengatakan dengan berakhirnya aksi kemanusiaan ini, kegiatan di posko terpadu akan diserahkan kepada masyarakat Desa Kunjir. Pokso terpadu KAUMY bersama dengan SARMMI dan beberapa kelompok lainnya terlibat aksi kemanusiaan di pesisir Rajabasa sejak 27 Desember 2018.
“Kami resmi mengakhiri kegiatan posko terpadu tanggap bencana tsunami di Desa Kunjir. Kami harap pemerintah kabupaten mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) di Desa Way Muli Timur dan Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa,” kata Adi Leo kepada lampost.co, Kamis (31/1/2019).
Menurutnya, kedua desa tersebut menjadi daerah terparah terkena dampak tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018, Untuk itu, ia meminta Pemkab fokus pada penyiapan huntara bagi warga yang rumahnya hancur terkena tsunami. “Karena tidak mungkin warga terlalu lama tinggal di tenda-tenda pengungsian,” ujarnya.
Selain mempercepat huntara, Ketua SARMMI Zulfahmi Sengaji meminta kepada pemerintah untuk mempercepat kepulihan aktivitas ekonomi warga pesisir yang terkena tsunami Selat Sunda. “Bangkitnya kegiatan ekonomi warga terdampak tsunami akan mendorong kehidupan masyarakat pesisir perlahan-lahan kembali berjalan normal,” kata Zulfahmi.